BAB 1
PENDAHULUAN
11.1 Latar Belakang
Makhluk hidup
merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan benda tak
hidup. Ciri-ciri tersebut seperti halnya memerlukan makan, bernapas, tumbuh dan
berkembang, mampu berkembang biak, peka terhadap rangsang serta bergerak.
Selain itu, ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup
adalah mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup
di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut yang membuat
para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk hidup secara lebih lanjut membuat
suatu sistem yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk
mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan serta persamaan yang terdapat
pada makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan
tersebut meliputi perbedaan dan persamaan baik secara morfologi, anatomi,
fisiologi, tingkah laku dan sebagainya.
Keanekaragaman
makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah, dan
sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup
yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar
belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka kita dapat menarik
beberapa rumusan masalah, antara lain:
a.
Bagaimana
ciri-ciri makhluk hidup
b.
Bagaimana
keanekaragaman makhluk hidup?
3 1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
a. Mengetahui
ciri-ciri makhluk hidup.
b. Mengetahui
pengertian keanekaragaman makhluk hidup.
c. Mengetahui
jenis-jenis keanekaragaman makhluk hidup.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Ciri-ciri Makhluk Hidup
Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri yang
membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri tersebut antara lain :
2.1.1 Makhluk Hidup Berkembang Biak
Berkembang biak merupakan kemampuan
makhluk hidup untuk memperbanyak keturunan. Tujuan makhluk hidup berkembang
biak adalah untuk melestarikan keturunan. Cara perkembangbiakan makhluk hidup
dibagi menjadi dua, yaitu perkembangbiakan secara vegetatif (tidak kawin) dan
perkembangbiakan secara generatif (kawin). Pada hewan tingkat tinggi umumnya
perkembangbiakan dilakukan secara generatif. Sementara, pada hewan tingkat
rendah perkembangbiakan pada umumnya dilakukan secara vegetatif. Pada tumbuhan,
perkembangbiakan juga dilakukan secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan secara vegetatif dapat berupa tunas, stek, stolon, geragih.
Adapun perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji.
2.1.2 Makhluk Hidup Bernapas
Semua makhluk hidup pasti melakukan
proses pernapasan. Bernapas adalah mengambil udara dari luar (O2)
dan mengeluarkan udara dari dalam (CO2) dari dalam tubuh. Proses
pernapasan ini berguna untuk menghasilkan energi atau yang lebih dikenal dengan
proses oksidasi. Oksidasi merupakan proses pembakaran makanan dalam tubuh yang
berfungsi untuk menghasilkan energi yang berguna bagi makhluk hidup untuk mampu
beraktivitas.
Proses pernapasan makhluk hidup
berbeda-beda, bergantung pada tempat dan jenis makhluk hidup. Makhluk hidup
yang hidup di darat akan memiliki sistem pernapasan yang berbeda dengan makhluk
hidup yang hidup di air ataupun makhluk hidup amphibi. Makhluk hidup yang
hidup di darat seperti manusia, kucing dan kambing bernapas dengan menggunakan
paru-paru. Sementara ikan, bernapas dengan menggunakan insang. Lain halnya
dengan makhluk hidup amfibi yang bernapas dengan menggunakan insang, kulit dan
paru-paru. Makhluk hidup seperti tumbuhan juga bernapas. Alat pernapasannya
berupa stomata dan lentisel.
2.1.3 Makhluk Hidup Bergerak
Salah satu ciri yang sangat membedakan
antara makhluk hidup dengan makhluk tak hidup adalah bergerak. Gerak pada
manusia dan hewan akan nampak sangat jelas karena manusia dan hewan mempunyai
alat gerak. Alat gerak pada manusia berupa kaki dan tangan. Sementara alat
gerak pada hewan dapat berupa kaki, sayao, sirip, silia, dan lainnya.
Selain hewan dan manusia, tumbuhan juga
mampu bergerak. Gerak pada tumbuhan memang sulit kita amati secara kasat mata.
Contoh gerakan pada tumbuhan adalah gerak menutupnya daun putri malu bila
disentuh, menutupnya daun petai cina pada sore hari,
2.1.4 Makhluk Hidup Menerima dan Menganggapi Rangsangan
(Iritabilitas)
Kemampuan menerima dan memberikan
tanggapan terhadap rangsang adalah salah satu hal yang membedakan makhluk hidup
dengan makhluk tak hidup. Dengan istilah ini, tidak berarti manusia, gajah,
atau pohon mudah terangsang. Tetapi yang kita maksudkan, mereka
memberikan tanggapan terhadap perubahan dalam lingkungannya.
Tanggapan makhluk hidup terhadap
rangsang umumnya diperlihatkan dalam bentuk gerak. Gerak tumbuh, gerak sebagian
tubuh ataupun gerak berpindah tempat. Sebagian dari makhluk tak hidup, ada juga
yang secara sepintas, kita menganggapnya dapat bergerak.
Untuk membuktikan adanya gerak pada
hewan sebagai tanggapan terhadap rangsang, bukanlah merupakan suatu masalah,
kita dengan mudah dapat melakukannya. Tetapi untuk tumbuhan, kita perlu
melakukan secara seksama. Karena, hanya beberapa jenis tumbuhan saja yang dapat
mudah teramati. Misalnya gerak menutup daun putri malu bila menerima rangsangan
berupa sentuhan.
2.1.5 Makhluk Hidup tumbuh dan Berkembang
Tumbuh merupakan suatu proses bertambah
besarnya ukuran makhluk, dan penambahan ukuran ini tidak kembali kepada ukuran
semula. Sedangkan kembang, merupakan suatu proses pencapaian kedewasaan, mulai
dari bentuk atau keadaan yang sederhana, misalnya biji ke bentuk atau keadaan
yang makin kompleks, misalnya pohon. Penambahan ukuran dan pencapaian
kedewasaan ini terjadi karena adanya proses pembentukan jaringan baru yang
diawali oleh penambahan jumlah, ukuran dan fungsi dari sel. Tentu saja
pertambahan jumlah dan ukuran ini hanya dapat terjadi jika ada penambahan
materi berupa zat-zat yang diproleh dari makanan.
2.1.6 Makhluk Hidup Memerlukan Makanan dan Air
Makanan diperlukan oleh makhluk hidup
sebagai sumber tenaga, untuk tumbuh kembang, dan untuk mengganti sel-sel yang
telah rusak. Sedangkan air diperlukan untuk keseimbangan tubuh, pelarut
beberapa zat, vitamin dan mineral. Makanan diubah menjadi zat-zat yang diperlukan
tubuh setelah melalui proses biologi dan kimiawi. Sebagian dari zat makanan
tersebut kemudian melalui proses pembakaran diubah menjadi energi. Untuk proses
ini diperlukan oksigen yang didapat dari proses pernafasan.
2.1.7 Makhluk Hidup Mengeluarkan Zat Sisa
Zat sisa
dari proses produksi harus dikeluarkan, jika tidak akan menimbulkan racun di
dalam tubuh.Zat sisa yang dikeluarkan bisa berupa cairan, gas ataupun zat
padat. Alat pengeluaran zat sisa pada hewan atau manusia , yaitu :
a. Paru paru mengeluarkan CO2
b. Kulit mengeluarkan keringat
c. Ginjal
mengeluarkan urine
2.2 Klasifikasi Makhluk Hidup
Para ahli
taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi 6 kingdom yang
meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
2.2.1 Archaebacteria
Archaebacteria merupakan organisme
prokariotik uniseluler yang hidup di lingkunngan anerob dengan kondisi yang
ekstrem, misalnya kawah gunung berapi dan sumber air panas. Ada yang merupakan
autotrof, tetapi sebagian besar merupakan heterotrof.
2.2.2 Eubacteria
Anggotanya merupakan organisme
prokariotik uniseluler, meskipun ada pula yang berkoloni membentuk filamen.
Bakteri termasuk organisme autotrof atau heterotrof dengan tiga bentuk dasar,
yaitu bulat, batang dan spiral.
2.2.3 Protista
Ciri-ciri
protista adalah eukariotik (mempunyai membran inti), uniseluler atau
multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
Jenis-jenis protista:
a. Protista mirip hewan (Protozoa). Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri seperti hewan (protozoa).
Ø Rhizopoda
Rhizopoda bergerak dan menangkapi
makanan menggunakan kaki semu atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air
tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab
disentri).
Ø Flagellata
Flagellata bergerak menggunakan
flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau
manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan
ternak).
Ø Cilliata
Cilliata hidup bebas di air tawar
atau laut, bergerak menggunakan rambut getar silia. Contoh: Paramecium
caudatum.
Ø Sporozoa
Sporozoa tidak memiliki
alat gerak, dan semua jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh:
Plasmodium (penyebab malaria).
b. Protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae). Berikut ini adalah yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti
tumbuhan (ganggang/algae).
Ø Euglenophyta
Cirinya adalah uniseluler, tidak
memiliki dinding sel, mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesis, dan
memiliki flagel. Contoh: Euglena.
Ø Pyrophyta
Sebagian besar Pyrophyta adalah
Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar,
uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif. Contoh:
Ceratium.
c. Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi). Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur
(fungi).
Ø Myxomycota (jamur lendir)
Dalam siklus hidupnya, Myxomycota
menghasilkan sel-sel yang hidup bebas yang berbentuk seperti amoeboid. Bila
kekurangan makanan, sel-sel bebas ini membentuk massa yang berlendir. Selain
itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan kering. Contoh: Physarium.
Ø Oomycota (jamur air)
Oomycota hidup
bebas, makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan
reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual menghasilkan hifa.
Sedangkan, secara aseksual menghasilkan zoospora, yaitu spora yang mempunyai
dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa baru. Contoh: Saprolegnia (menempel
pada tubuh ikan sebagai parasit).
2.2.4 Fungi
Fungi atau jamur termasuk organisme
eukariotik karena sudah memiliki inti sel yang terbungkus membran.
Ciri-ciri jamur secara umum, yaitu
bersel satu atau banyak dengan dinding sel dari zat kitin dan tidak
berklorofil. Daur hidup jamur mempunyai keturunan diploid yang singkat. Jamur
hidup sebagai saprofit dengan menguraikan bahan organik yang sudah mati atau
sampah dan bangkai. Selain itu, beberapa jenis jamur hidup secara parasit, yaitu
menumpang dan mengambil bahan organik dari inang yang masih hidup. Jamur
parasit akan menyebabkan penyakit yang disebut mikosis. Contohnya: panu, kadas,
kurap.
Kelas-kelas jamur meliputi:
a. Zygomycotina
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
2.2.5 Plantae(tumbuhan)
Kingdom plantae
atau tumbuhan adalah istilah untuk organisme yang memiliki ciri
eukariotik dan multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan
fotosintesis untuk menghasilkan makanan karena memiliki klorofil.Berdasarkan
berkas pembuluh, plantae dibagi kedalam dua kelom pok (divisi), yaitu
Thallophyta dan Tracheophyta.
Ø Thallophyta
Thallophyta
mempunyai bagian tubuh yang sederhana, tidak mempunyai pembuluh angkut, akar,
batang, dan daun sejati. Berikut ini yang termasuk Thallophyta.
a)
Algae (ganggang)
Algae banyak tumbuh di tempat
basah, multiseluler, dapat benang atau berkoloni, memiliki klorofil sehingga
mampu melakukan fotosintesis. Tapi, ada juga yang memiliki pigmen lain.
Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi. Sedangkan secara seksual dengan
fertilisasi antara gamet jantan dan betina. Algae dibedakan
atas 4 kelompok, yaitu: Chloropyta (alga hijau), Chrysophyta (alga keemasan),
Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).
b)
Bryophyta (Lumut)
Bryophyta hidup di tempat-tempat
yang lembap, mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai daun, batang dan
akar, mampu melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil. Dalam masa
hidupnya me ngalami pergiliran keturunan (metagenesis) yang menghasilkan
generasi penghasil gamet (gametofit) dan generasi penghasil spora (sporofit).
Spora dihasilkan oleh sporogonium. Lumut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
i.
Hepaticeae (Lumut hati)
Tumbuh secara
horisontal, belum memiliki daun, dapat dibedakan menjadi lumut hati jantan dan
betina. Alat reproduksinya adalah gemma, secara seksual dengan gametofit.
Contoh: Marchantia.
ii.
Musci (Lumut
daun)
Tubuh lumut daun lebih menyerupai
batang dan daun, hidup di tempat-tempat basah, berkelompok. Contoh: Sphagnum
fimbriatun, Mnium.
Ø Tracheophyta
Tumbuhan ya ng
memiliki pembuluh angkut memiliki bagian-bagian tubuh yang terdiri dari akar,
batang, dan daun sejati. Akar memiliki fungsi sebagai alat untuk menyerap air
dan zat-zat mineral. Batang berfungsi sebagai alat transportasi dan pernapasan.
Daun berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis. Yang termasuk ke dalam
Tracheophyta adalah:
a. Pterydophyta
Mempunyai daun, batang, dan akar
sejati, tidak berbunga. Akarnya berbentuk serabut, berfungsi untuk menyerap air
dan zat makanan. Pterydophyta telah memiliki pembuluh angkut (xilem) dan
(floem), dan mengalami metagenesis, seperti tumbuhan lumut. Pterydophyta
dikelompokkan menjadi 4 divisio, yaitu: Psilophyta (paku purba), Lycophyta
(paku kawat), Sphenophyta (paku ekor kuda), dan Pterophyta (paku sejati).
b. Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Tumbuhan yang memiliki daun,
batang, akar, dan bunga sebagai alat reproduksi dan menghasilkan biji. Bagian
bunga yang menghasilkan gamet jantan disebut benangsari dan yang menghasilkan
gamet betina disebut putik. Perkembangbiakan secara seksual dengan biji. Di
dalam biji terdapat embrio/lembaga (calon tumbuhan baru).Spermatophyta dibagi
menjadi dua kelompok yang didasarkan pada letak bijinya, yaitu:
ØGymnospermae (tumbuhan biji terbuka)
Gymnospermae
tidak memiliki bunga yang sesungguhnya. Biji tidak terbungkus daun buah. Biji
sebagai alat perkembangbiakan berbentuk k erucut yang disebut strobilus.
Terdapat strobilus jantan dan strobilus betina. Gymnospermae terbagi menjadi 4
kelas, yaitu: – Cyadinae, contoh: Cycas rumphii (pakis haji). – Coniferae,
contoh: Agathis alba (damar). – Gnetinae, contoh: Gnetum gnemon (melinjo). –
Ginkyonae, contoh: Ginkgo biloba.
ØAngiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
Angiospermae
memiliki bunga sejati sebagai alat reproduksi. Bakal biji diselubungi daun
buah. Bunga-bunga pada Angiospermae ada yang lengkap maupun tidak lengkap.
Bunga lengkap bila memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan
benangsari. Biji terbungkus bakal buah. Setelah terjadi pembuahan, biji
berkembang sehingga mengandung kandung lembaga (embrio) dan endosperma
(cadangan makanan). Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, berdasarkan keping
daun lembaga, yaitu dikotil dan monokotil.
2.2.6 Animalia (Hewan)
Dunia hewan atau animalia meliputi dua
kelompok besar, yaitu invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang)
dan vertebrata (hewan yang memiliki tulang belakang).
- Invertebrata
Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki
tulang belakang. Animali yang termasuk dalam kelompok ini memiliki habitat yang
sangat bervariasi, dari laut, sungai, darat, bahkan sampai di pegunungan.
Hewan-hewan yang termasuk invertebrata antara lain: porifera (hewan berpori),
coelenterata (hewan berongga), platyhelminthes (cacing pipih), nemathelmintes
(cacing benang atau cacing gilik), annelida (cacing gelang), mollusca (hewan
bertubuh lunak), anthropoda (hewan yang memiliki kaki bersendi-sendi) dan
echinodermata (hewan berkulit duri).
- Vertebrata
Vertebrata pada umumnya terbungkus oleh
lapisan tubuh (epidermis dan dermis). Vertebrata yang hidup di darat biasanya
memiliki kulit menanduk dan memiliki tulang. Pada vertebrata tingkat rendah
endosekeleton berupa tulang rawan. Adapun vertebrata yang sudah maju , endosekeleton
berupa tulang keras. Sistem peredaran darah dilengkapi jantung dengan atriun
dan ventrikel. Sistem pernafasan dilengkapi organ berupa ingsang, kulit dan
paru-paru. Sistem eksresi dilengkapi dengan organ ginjal. Sistem reproduksi
secara seksual antara hewan jantan dan betina.
Hewan yang termasuk vertebrata adalah :
1. Pisces
Tubuh pisces ditutupi oleh sisik, memiliki alat gerak
berupa sirip. Suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan lingkungan disebut
poikilotermis. Habitatnya diperairan tawar, perairan laut dan perairan payau.
Hewan ini bernapas menggunakan ingsang memiliki alat khusus yang berfungsi
untuk mengetahui arah atau arus air disebut gurat sisi. Reproduksi terjadi
secara seksual, pertemuan sel telur dan sperma terjadi diluar tubuh disebut
pembuahan eksternal. Kelas pisces dibagi mennjadi tiga ordo, yaitu Agnatha,
Chondrichtyes, dan Osteichthyes.
2. Amphibia
Amphibia merupakan kelompok hewan
dengen fase hidup yang berlangsung di air dan darat. Amphibia merupakan
kelompok Vertebrata yang pertama keluar dari kehidupan dalam air. Amphibia
memiliki kulit yang selalu basah dan berkelenjar, tidak memiliki sisip. Alat
gerak berupa dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang, berjari empat atau
lima atau lebih sedikit, tidak bersirip. Mata memiliki kelopak yang dapat
digerakkan. Mata juga memiliki selaput yang menmutupi mata saat berada dalam
air (disebut Membrana niktitans).
Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat dijulurkan. Pada saat masih kecil
(berudu) bernapas dengan insang. Setelah dewasa bernapas dengan paru-paru dan
kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya disebut
poikilotermis. Reproduksi amphibia berlangsung dengan pembuahan eksternal.
Tubahnya memiliki sistem urogenital, artinya saluran kelamin dan saluran
ekskresi bergabung menjadi satu dalam kloaka. Amphibia dibagi menjadi 3 ordo,
yaitu stegoephalia, caudata, dan anura.
3. Reptilia
Reptilia merupakan vertebrata yang
mampu menyesuaikan diri di lingkungan kering di tanah. Kulitnya mengalami
penandukkan (kornifikasi) untuk mencegah banyak hilangnya cairan tubuh. Tubuh
dilengkapi dengan 2 pasang anggota gerak, masing-masing memiliki 5 jari, ada
jenis yang tidak memiliki kaki. Reptilia berkembang biak dengan bertelur. Telur
diletakkan disuatu tempat dan dibiarkan menetas sendiri. Namun, ada beberapa
hewan yang mrngerami telurnya. Reptilia memiliki lubang kloaka yang transversal
(plagiotremata). Reptilia memiliki gigi untuk mempertahankan diri serta
mengunyah makanan. Pernapasan reptilia selalu dengan paru-paru. Pada chelonia
bernapas juga dengan kloaka. Sistem peredaran darah berupa jantung yang terdiri
atas 2 serambi dan 2 bilik dengan sekat yang tidak sempurna (foramen panizzae)
contohnya pada crocodilia sehingga pemisah darah tidak sempurna. Reptilia
dibagi menjadi empat ordo, yaitu Chelonia, Rhynchocephalia, Squamata, dan
Brocodilia.
4. Aves
Tubuh aves terbungkus oleh bulu,
memiliki dua pasang anggota gerak, yaitu berupa sepasang sayap dan sepasang
kaki. Masing-masing kaki berjari 4 buah, cakar terbungkus oleh kulit yang
menanduk dan bersisik.
Pada mulut terdapat paruh atau sudu
(cocor) yang terbungkus oleh zat tanduk. Respirasi dilakukan dengna paru-paru
dan berhubungan dengan kantong udara (saccus pneumaticus). Suhu tubuh tidak
dipengaruhi oleh lingkungan, disebut homoiotermis, sehingga suhu tubuh tetap.
Hewan ini tidak memiliki kantong
kencing. Pada hewan betina hanya terdapat ovarium dan oviduk kiri. Fertilisasi
terjadi di dalam tubuh hewan betina sehingga (fertilisasi internal). Aves
dikelompokan antara lain menjadi ordo-ordo berikut Archaeornithes,
Struthioniformes, Galliformes, Columbiformes, Passeriformes, Anseriformes.
5. Mamalia
Hewan mamalia memiliki kelenjar susu
untuk menyusui anaknya serta mengasuhnya dalam waktu tertentu. Mamalia
merupakan kelompok hewan yang tertinggi tingkatannya. Tubuhnya tertutup oleh
rambut, kulit banyak mengandung kelenjar (sebasea/kelenjar minyak,sudorifera/kelenjar
keringat,bau, dan susu/glandula mamae). Mamalia memiliki 4 anggota gerak.
Jantung terdiri atas 4 ruang yang sempurna, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel.
Pernapasan berlangsung dengan organ paru-paru. Sistem ekskresi dengan ginjal, kulit
dan paru-paru. Hewan jantan memiliki alat kopulasi berupa penis, sedangkan yang
betina memiliki vagina. Hewan betina biasanya memiliki plasenta yang
menghubungkan embrio dengan dinding uterus. Pembuahan terjadi secara internal.
Embrio akan berkembang dalam tubuh induk betina dan setelah lahir akan disusui.
Mamalia dikelompokkan menjadi beberapa ordo, antara lain Monotremata,
Marsupialia, Chiroptera, Primata, Cetacea, Carnivora, Artiodactyla.
2.3 Kenaekaragaman Makhluk Hidup
2.3.1 Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem
merupakan suatu satuan lingkungan yang terdiri atas unsur-unsur biotik
(jenis-jenis makhluk hidup), faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) dan
kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya.
Ekosistem terdiri atas perpaduan berbagai jenis, kondisi lingkungan fisik dan
kimia yang beraneka ragam. Oleh karena itu, jika susunan komponen jenis dan
susunan faktor fisik serta kimianya berbeda, ekosistem yang dihasilkanpun akan
berbeda. Ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lain tidak mungkin akan
tersusun dari organisme-organisme yang sama serta unsur-unsur kimia yang sama
pula. Dengan demikian, suatu tipe ekosistem tertentu akan terdiri atas
kombinasi organisme dan unsur lingkungan yang khas, yang berbeda dengan susunan
kombinasi ekosistem yang lain.
2.3.2 Kenaekaragaman Jenis
Jenis merupakan satuan organisme yang
dapat dikenal dari bentuk dan penampilannya yang terdiri atas pengelompokan
populasi dan bagian individu yang mampu salin berkawin sesamanya secara bebas (tetapi
tidak dapat melakukannya dengan jenis lain), untuk menghasilkan keturunan yang
menyerupai tetuanya. Untuk kelompok individu yang tidak berkembang biak secara
kawin, misalnya pada kebanyakan jenis mikrobia batasan jenis ditentukan oleh
kemampuannya dalam menduduki relung yang sama.
Jenis terbentuk dari kesesuaian
kandungan genetik yang mengatur sifat-sifat kebakaan dengan lingkungan tampat
hidupnya. Karena lingkungan tempat hidup jenis beraneka ragam, maka jenis yang
dihasilkan akan beraneka ragam pula. Pada umumnya proses terjadinya jenis
berlangsung secara perlahan-lahan dan dapat memakan waktu ribuan tahun.
Proses ini berlangsung melalui perubahan penyesuaian atau evolusi jenis lain
yang sudah ada sebelumnya. Dalam waktu yang sangat lama proses evolusi telah
membentuk jutaan jenis yang berbeda-beda. Proses ini mengakibatkan terdapatnya
keterkaitan antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya. Keterkaitan
inilah yang dikenal dengan kekerabatan.
2.3.3 Keanekaragaman Genetik
Setiap jenis,
umumnya terdiri dari beberapa populasi, yang tersusun dari sekumpulan individu
yang banyak sekali jumlahnya. Seluruh warga suatu jenis memiliki kerangka dasar
komponen genetik yang sama. Akan tetapi setiap kerangka dasar tadi tersusun
oleh ribuan faktor pengatur kebakaan. Faktor inilah yang menentukan apakah
suatu bibit jagung berbiji putih, kuning, merah, ungu atau lainnya, atau apakah
seekor ayam akan berbulu hitam, coklat, putih, abu-abu atau totol. Untuk setiap
sifat yang nampak tadi, atau juga yang tidak jelas terlihat, akan ada satu
faktor pengaturnya yang disebuut gen.
Sekalipun individu-individu
suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama, setiap individu
ternyata memiliki komponen faktor yang berbeda-beda bergantung peda penurunnya.
Susunan perangkat faktor genetik ini menentukan sifat yang disandang individu
yang bersangkutan. Keanekaragaman genetik suatu jenis ditentukan oleh
keanekaragaman susunan faktor genetik yang terkandung dalam jenis yang
bersangkutan.
Jadi, masing-masing individu
dalam suatu jenis mempunyai susunan faktor genetik yang tidak sama dengan
susunan genetik individu yang lain, meskipun dalam jenis yang sama. Selain
ditentukan oleh faktor genetiknya, sifat yang terlihat dari luar pada masing-masing
individu, ditentukan pula oleh keadaan lingkungan atau perpaduan keduanya. Dua
individu yang mempunya susunan genetik yang sama akan menunjukkan sifat luar
yang sangat berbeda. Jika masing-masing lingkungan hidupnya sangat berbeda.
Sebaliknya dua individu yang memiliki susunan genetik yang berbeda boleh jadi
akan menunjukkan beberapa sifat luar yang mirip bila keduanya hidup dalam
lingkungan yang sama.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Makhluk hidup merupakan benda hidup
yang mempunyai ciri khas yang membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri
makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup antara lain; bernapas,
bergerak, menerima dan menanggapi rangsang, berkembang biak, tumbuh dan
berkembang, memerlukan makan dan mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat
beraneka ragam. Keanekaragaman makhluk hidup menjadikan para ilmuan membuat
suatu sistem yang dinamakan klasifikasi. Tujuan dari klasifikasi adalah
mempermudah para ilmuan untuk mempelajari makhluk hidup sesuai dengan persamaan
yang ada pada makhluk hidup. Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan
semua makhluk hidup menjadi enam kingdom yang meliputi, Archaebacteria,
Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Keanekaragaman pada makhluk hidup
dibagi menjadi: keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis, dan
keanekargaman genetika.
3.2 Saran
Mengharapkan
setiap mahasiswa Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya,
selalu berusaha menambah wawasannya tentang Ilmu Pengetahuan Alam, agar dapat
menjadi generasi penerus yang memajukan bangsa dan negara dengan tetap
mengahargai alam, serta lebih bijak memanfaatkan Sumber Daya Alam.
Terlebih lagi,
kita sebagai calon pendidik diharapkan dapat mengajarkan kepada peserta didik
kita tentang keanekaragaman makhluk hidup agar mereka lebih peduli terhadap
makhluk hidup yang ada di alam semesta ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rachmat, Agus. 2004. Konsep Dasar IPA II. Jakarta:
Universitas Terbuka
Riandary, Henny. 2006. Theory and Application of Biology.
Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/cirimahlukhidup.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar