MAKALAH
PENGERTIAN DAN
TUJUAN MANAJEMEN KELAS
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas
Dosen Pengampu : Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd
Disusun
Oleh :
- Izdihar Yasmin Aulia (1401413268)
- Fita Dwi Indriyani (1401413283)
- Umi Latifah (140141328
- Khaidar Ali Purnomo (1401413304)
- Khoiriyah Dwi Astuti (1401413593)
ROMBEL 2E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan
yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan
bahkan guru yang telah berpengalaman. Karena calon guru, guru baru, dan guru
yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar
dengan optimal. Dalam artian guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat
diterima oleh peserta didik dengan baik.
Guru
yang professional salah satu cirinya adalah guru yang mampu mengelola kelas
dengan baik. Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian
dari manajemen kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru
dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan
peserta didik untuk belajar dengan baik.
Dalam kelas segala aspek
pembelajaran bertemu dan berproses, guru
dengan segala kemampuannya, murid
dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum
dengan segala komponennya,
metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya,
materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas.
Manajemen kelas diperlukan karena dari hari ke hari
bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu
berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik
dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam
kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat.
Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional
siswa.
II.
PERUMUSAN
MASALAH
1.
Menjelaskan
perbedaan mengajar dan manajemen kelas
2.
Menjelaskan pengertian Manajemen Kelas
3.
Menjelasakan tujuan Manajemen kelas
4.
Menjelaskan aspek, fungsi, dan masalah manajemen kelas
III.
TUJUAN
1.
Mampu Menjelaskan perbedaan mengajar dan manajemen
kelas
2.
Mampu menjelaskan pengertian Manajemen Kelas
3. Mampu menjelaskan tujuan Manajemen kelas
4.
Menjelaskan aspek, fungsi, dan
masalah manajemen kelas
BAB II
PEMBAHASAN
- MENGAJAR DAN MANAJEMEN KELAS
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok yaitu kegiatan
mengajar dan kegiatan manajerial. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung
menggiatkan peserta didik mrncapai tujuan-tujuan pembelajaran. Kegiatan
mengajar antara lain, seperti menelaah kebutuhan peserta didik, menyusun
rencana pelajaran, menyajikan bahan, mengajukan pertanyaan, dan menilai
kemajuan siswa. Kegiatan manajerial kelas bermaksud menciptakan dan
memeprtahankan suasana kelas agar kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung
secara berkelanjutan. Kegiatan manajerial antara lain, seperti mengembangkan
hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, memberikan ganjaran dengan
segera, mengembangkan aturan main dalam kegiatan kelompok, penghentian tingkah
laku peserta didik yang menyimpang atau tidak sesuai dengan tata tertib.
Walaupun istilah mengajar dan pengajaran sering digunakan dalam arti
yang sama, adalah sangat berguna apabila memandang mengajar sebagai sesuatu
yang memiliki dua dimensi yang saling berhubungan yaitu pengajaran dan
manajemen. Mengajar dan manajemen dapat dibedakan tetapi dalam pelaksanaan
pembelajaran keduanya sulit dipisahkan. Manajemen kelas bermaksud menegakkan
dan memelihara perilaku siswa menuju pembelajaran yang efektif dan efisien,
memudahkan pencapaian tujuan pengelolaan. Pengajaran dan manajemen bertujuan
menyiapkan atau memproses yaitu memproses atau menyiapkan perilaku-perilaku
guru dan/ siswa yang diharapkan memberiakan kemudahan dalam pencapaian tujuan
tertentu.
Dibawah ini gambaran proses pengajaran dan proses manajerial yang
masing-masing meliputi 4 proses :
Proses Pengajaran
|
Proses Manajerial
|
Mengidentifikasi tujuan pengajaran
|
Menetapkan tujuan manajerial
|
Mendiagnosis kebutuhan siswa
|
Menganalisis kondisi yang ada
|
Merencanakan dan menerapkan aktivitas pengajaran
|
Memilih dan menerapkan strategi manajerial
|
Mengevaluasi keberhasilan siswa
|
Menilai keefektifan manajerial
|
- PENGERTIAN MANAJEMEN KELAS
Ø Pengertian Manajemen
Kata
manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agree
berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggeris dalam bentuk kata kerja to
manage, dengan kata benda management,
dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
manajemen atau pengelolaan (Usman, 2004).
Sebagaimana
yang diuraikan oleh Usman, bahwa manajemen menurut Mary Parker, adalah suatu
seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari Mary
ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu
tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa
saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu
oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen,
Sejathi
menguraikan bahwa, “arti dari manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan,
ketatalaksanaan penggunaaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan/
sasaran yang diinginkan”. Dengan begitu, pengelolaan/ manajemen adalah
penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan
dengan lancar, efektif dan efisien. Sementara itu, pengertian manajemen
menurut Terry adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu
pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan kecakapan yang diperoleh
dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan manajemen.
Lain
halnya menurut Stoner & Freeman, manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Dengan
demikian, manajemen adalah suatu kegiatan untuk menciptakan dan
memertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
di dalamnya mencakup pengaturan orang (siswa) dan fasilitas, yang dikerjakan
mulai terjadinya kegiatan pembelajaran di dalam kelas sampai berakhirnya
pembelajaran di dalam kelas.
Ø Pengertian Kelas
Pengertian
umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Sementara, kelas menurut
pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi
fisik dan pandangan dari segi siswa. Nawawi memandang kelas dari
dua sudut, (a) Kelas dalam arti sempit yaitu, ruangan yang dibatasi oleh
empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar
mengajar. Kelas dalam pengertian ini, mengandung sifat statis karena sekedar
menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain
berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing. (b) Kelas dalam arti luas
yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah,
yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu
tujuan.
Sementara
iru, menurut Hamalik ”kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan
belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” . Sedangkan menurut
Ahmad (1995:1) “kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar”.
Sulaeman (2009) mengartikan bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada
pengertian sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dan dari guru yang sama pula. Kelas dalam arti luas merupakan bagian
dari masyarakat kecil yang sebagian adalah suatu masyarakat sekolah yang
sebagian suatu kesatuan di organisasi menjadi unit kerja secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan.
Menurut
Hamiseno (2009) kelas adalah ruangan yang digunakan untuk proses belajar
mengajar yang efektif dan menguntungkan serta dapat memotivasi siswa
untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Kelas merupakan taman
belajar bagi siswa. Kelas adalah tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan
berkembangnya potensi intelektual dan omosional. Mengingat kelas
hendaknya dimanajemen sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan belajar
yang nyaman dan menyenangkan. Sedangkan syarat-syarat kelas yang baik (a)
rapi,bersih,sehat, tidak lembab, (b) cukup cahaya yang meneranginya, (c)
sirkulasi udara cukup, (d) perabot dalam keadaan baik,cukup jumlah dan ditata
dengan rapi, dan (e) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang
Ø Pengertian Manajemen Kelas
Pengertian
manajemen kelas dari beberapa pakar antara lain, Weber .W.A. (1988),
mendefenisikan manajemen kelas sebagai ompleks
of teaching behavior of teacher efficient instruction” yang mengandung
pengertian bahwa segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi murid agar dapat belajar dengan
baik. Eferstson dan Emmer mendeskripsikan manajemen sebagai “those teacher behavior that
produceshigh levels of student infolfoment classroom activities and minimize
student behaviors that interfiris with dan pencapaianthe teachers or
other students work and efficient use of instructional time (1998). Houston
at al (1988), menegaskan bahwa “ Without
effective mamanagement the learning process student for interfering with
instruction“, yang mengandung pengertian bahwa tanpa manajemen yang efektif
proses belajar mengajar menjadi kacau sehingga guru akan menegur murid-muridnya
yang menggagu proses belajar mengajar.
Johson
dan Bany, (1970) menguraikan bahwa manajemen kelas adalah merupakan
keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis
dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasan kelas terhadap aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah: sifat kelas, pendorong
kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif. Sementara Adnan
Sulaeman (2009) mendefinisikan manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku
guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan
peserta didik mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara efesien
atau memungkinkan pesrta didik belajar dengan baik. Ahmad Sulaiman,
(1995) mendefinisikan manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk
mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif yang menyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.
Arikunto,
(2006) mendefinisikan manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu dengan maksud agar
dicapai kondisi yang optimal,sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti
yang diharapkan. Muliyasa (2006) mendefinisikan manajemen kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran kondusif dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.”
Berdasarkan
pandangan pendekatan operasional tertentu (Disarikan dari Wiford A.
Weber, 1986) manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan
dan memertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin
(pendekatan otoriter), yang terdiri atas perangkat-perangkat, yakni :
1. Seperangkat kegiatan guru untuk
menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi
(pendekatan intimidasi).
2. Seperangkat kegiatan guru untuk
memaksimalkan kebebasan siswa (pendekatan permisif).
3. Seperangkat kegiatan guru untuk
menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/ resep yang telah di
sajikan (pendekatan buku masak).
4. Seperangkat kegiatan guru untuk
menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang
bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional).
5. Seperangkat kegiatan guru untuk
mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi
tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku).
6. Seperangkat kegiatan guru untuk
mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas
yang positif (pendekatan penciptaan iklim sosioemosional).
7. Seperangkat kegiatan guru untuk
menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif
(pendekatan sistem sosial) Arikunto, (2004).
Selain
definisi di atas, definisi manajemen kelas atau pengelolaan kelas yang dipetik
dari informasi Pendidikan Nasional bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas
sebagaimana berikut ini :
1.
Pengelolaan kelas yang bersifat otoritatif, yakni
seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban
suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
2.
Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini
menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa.
Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin
dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi
perkembangan anak secara alamiah.
3.
Pengelolaan kelas yang berdasarkan
prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu
seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang
diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Secara singkat, guru membantu siswa dalam memelajari tingkah laku yang tepat
melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan
(reinforcement).
4.
Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim
sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran
dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas
yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini
guru memegang peranan kunci. Peranan guru ialah mengembangkan iklim
sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal
yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional
kelas yang positif.
5.
Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas
merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya.
Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam
kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai
kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan
belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru
ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif.
Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk
menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (Depdikbud, 1982).
Menurut Ahmad
(1995:1) menyatakan “Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk
mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan”. Manajemen
kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar
secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada persiapan bahan belajar,
penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan
situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan, waktu, sehingga proses
belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Menurut Made Pidarta (dalam Djamarah, 2005:172) “Manajemen
kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap
problem dan situasi kelas”. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan
memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga anak didik dapat memanfaatkan
kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugas-tugas individual. Sudirman (dalam
Djamarah 2006:172)” Manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan
potensi kelas”. Kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan
proses interaksiedukatif, agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak
didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.
“Manajemen
kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran”
(Mulyasa 2006:91). Sedangkan menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:177)
”Manajemen kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas”. Ditambahkan
lagi oleh Nawawi (dalam Djamarah 2006:177) ”Manajemen atau manajemen kelas
dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas
berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk
melakukan kegitan-kegiatan yang kreatif dan terarah ”. Arikunto (dalam Djamarah
2006:177) juga berpendapat “ bahwa manajemen kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu
dengan maksud agardicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar yang seperti diharapkan”. Manajemen dapat dilihat dari dua segi, yaitu
manajemen yang menyangkut siswa dan manajemen fisik (ruangan, perabot, alat
pelajaran).
Berdasarkan
pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas
merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara
sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan
ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan
dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
- TUJUAN MANAJEMEN KELAS
Tujuan
manajemen Kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan pendidikan
secara umum. Menurut Sudirman (2000), tujuan manajemen kelas adalah penyediaan
pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu
memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan
sikap serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi
Arikunto,(2004), berpendapat bahwa tujuan manajemen kelas adalah
agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya Arikuno
menguraikan rincian tujuan Manajemen Kelas, sebagaimana berikut ini :
1.
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai
lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
3.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar
yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan siaoal,
emosional dan intelek siswa dalam belajar.
4.
Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang
sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, (1996).
Menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan manajemen kelas
adalah sebagai berikut:
ü Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
ü Menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar
mengajar.
ü Menyediakan
dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa
dalam kelas.
ü Membina dan
membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat-sifat individunya.
- ASPEK, FUNGSI, DAN PENGATURAN SISWA DALAM MANAJEMEN KELAS
Ø Aspek Manajemen Kelas
Aktivitas guru mengontrol, mengatur atau mendisiplinkan peserta didik
adalah tindakan guru yang sudah tidak tepat lagi. Dewasa ini aktivitas guru
yang terpenting adalah mengelola, mengorganisasi, dan mengkoordinasi usaha atau
aktivitas peserta didik menuju tujuan pembelajaran.
Mengelolala kelas merupakan keterampilan yang diharus dimiliki guru dalam
memutuskan, memahami, mendiagnosis, dan kemampuan bertindak menuju perbaikan
suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Adapun aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yaitu :
a.
Sifat kelas
b.
Pendorong kekuatan kelas
c.
Situasi kelas
d.
Tindakan selektif
e.
Tindakan kreatif
f.
Kondisi kelas
Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas sebagai
aspek-aspek manajemen kelas seperti tertuang dalam PPK di SD adalah berikut
ini:
a.
Mengecek kehadiran siswa
b.
Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
c.
Mendistribusikan bahan dan alat
d.
Mengumpulkan informasi identitas siswa
e.
Mencatat data
f.
Memelihara arsip
g.
Menyampaikan bahan pelajaran
h.
Memberikan tugas
Sementara itu, hal-hal yang perlu diperhatikan para guru dalam pertemuan
dengan siswa di kelas adalah
a.
Ketika bertemu dengan siswa guru harus
1.
Memberikan salam lalu memperkenalkan diri
2.
Memberikan format isian tentang data pribadi siswa
atau guru menyuruh siswa menulis riwayat hidupnya secara singkat.
b.
Guru memberikan tugas kepada siswa
c.
Guru mengatur tempat duduk siswa secara tertib dan
teratur
d.
Guru menentukan tatacara berbicara dan tanya jawab
e.
Guru membuat denah kalas atau tempat duduk siswa
Ø
Fungsi Manajemen
Kelas
Selain memberikan makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi
kelas yang optimal, manajemen kelas berfungsi :
a.
Memberikan dan melengkapi fasilitas untuk segala macam
tugas seperti membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan
kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu
individu agar dapat bekerja sama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur
kerja, mengubah kondisi kelas.
b.
Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan dengan
lancer.
Ø
Pengaturan Siswa
dalam Manajemen Kelas
Pengaturan siswa dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu masalah
individual dan masalah kelompok. Suharsimi Arikunto (1986) membedakan dan
meninjau pengaturan siswa atas dua sudut pandangan sehingga ada dua jenis
penelolaan siswa. Pertama, pengelolaan siswa dalam arti sempit, yang
selanjutnya disebut pengelolaan atau manajemen kelas. Kedua, pengelolaan siswa
dalam arti luas yaitu pengelolaan siswa termasuk juga urusan di luar kegiatan
belajar.
Tindakan manajemen kelas yang dialakukan oleh seorang guru akan efektif
apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalh yang dihadapi,
sehingga pada gilirannta ia dapat memilih strategi penanggualangan.
Munculnya masalah individu didasarkan pada anggapan dasar bahwa semua
tingkah laku individu merupakan upaya mencapai tujuan tertentu yaitu pemenuhan
kebutuhan untuk diterima oleh kelompok atau masyarakat dan untuk mencapai harga
diri. Lebih lanjut Dreikurs, menyatakan bahwa akibat dari tidak terpenuhinya
kebutuhan tersebut akan terjadi beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti
berikut :
a.
Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian oranglain.
Gejala yang Nampak dari tingkah laku ini adalah siswa membadut dikelas atau
dengan berbuat serba salah lamban sehingga perlu mendapat pertolongan ekstra.
b.
Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuatan. Gejalanya
adalah siswa selalu mendebat, kehilangan kendali emosiomal, marah-marah,
menangis, atau selalu lupa pada aturan-aturan penting dikelas.
c.
Tingkah laku yang bertujuan menyakiti oranglain.
Gejala yang mucul dari tingkah laku ini adalah tindakan menyakiti orang lain
seprti mengata-ngatai, memukul, menggigit, dsbg.
d.
Peragaan ketidakmampuan. Gejalanya adalah dalam bentuk
sama sekali tidak mau mencoba melakukan apapun, karena beranggapan bahwa apapun
yang dilakukan kegagalanlah yang dialaminya.
Dreikurs dan Cassel (1968) menyarankan adanya penyikapan terhadap tindakan
para peserta didik sebagai berikut :
a.
Apabila seorang guru merasa terganggu oleh perbuatan
seorang siwa, maka kemungkinan tujuan siswa adalah untuk mendapatkan perhatian.
b.
Apabila seorang guru merasa dikalahkan atau
terancam,maka kemungkinan tujuan siswa yang bersangkutan adalah ingin
menunjukan kekuasaan.
c.
Apabila seorang guru merasa tersinggung atau merasa
dsakiti, maka kemungkinan tujuan siswa mungkin membalas dendam.
d.
Apabila seorang guru benar-benar merasa tidak mampu
berbuat apa-apa dalam menghadapi ulah siswa, maka kemungkinan yang dihadapinya
adalah peragaan ketidak mampuan.
Dari empat cara/tindakan yang dilakukan individu tersebut mengakibatkan
terbentuknya empat pola tingkah laku yang sering nampak pada anak usia sekolah
(Maman rahman :1998) yaitu :
1.
Pola
aktif konstruktif yaitu
pola tingkah laku
yang ekstrim, ambisius
untuk menjadi super star di
kelasnya dan mempunyai daya usaha
untuk membantu guru dengan penuh
vitalitas dan sepenuh hati.
2.
Pola aktif destruktif
yaitu pola tingkah
laku yang diwujudkan
dalam bentuk membuat banyolan, suka
marah, kasar dan memberontak.
3.
Pola pasif konstruktif
yaitu pola yang menunjuk
kepada satu bentuk tingkah
laku yang lamban
dengan maksud supaya
selalu dibantu dan
mengharapkan perhatian.
4.
Pola pasif destruktif yaitu pola tingkah laku yang
menunjuk kemalasan (sifat pemalas) dan keras kepala.
Sedangkan masalah kelompok,
menurut Lois V.
Jhonson dan Mary
A.Bany mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok dalam pengelolaan
kelas, yaitu :
1.
Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkah laku sosio- ekonomi dan sebagainya.
2.
Kelas
mereaksi negatif terhadap
salah seorang anggotanya, misalnya mengejek teman kelasnya yang
menyanyi dengan suara sumbang.
3.
Penyimpangan
dari norma-norma tingkah laku
yang telah disepakati sebelumnya, misalnya sengaja
berbicara keras-keras di
runga baca perpustakaan.
4.
Membesarkan
hati anggota kelas
yang justru melanggar
norma kelompok, misalnya
pemberian semangat kepada badut kelas.
5.
Kelompok
cenderung mudah dialihkan
perhatiannya dari tugas
yang tengah digarap.
6.
Semangat
kerja rendah ,
misalnya semacam aksi
protes kepada guru
karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil.
7.
Kelas
kurang menyesuaikan diri
dengan keadaan baru,
seperti perubahan jadwal, atau
guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru yang lain.
Lebih lanjut
Johnson dan Bany mengemukakan ciri-ciri kelompok dalam kelas seperti berikut :
a.
Kesatuan
Kelompok
Kesatuan kelompok memegang peranan penting dalam mempengaruhi
anggota-anggotanya dalam bertingkah laku. Kesatuan berkaitan dengan komunikasi,
perubahan sikap dan pendapat, standar kelompok, dan tekanan terhadap perpecahan
kelompok atau ketidaksatuan. Penggunaan dominasi yang kuat oleh anggota
kelompok dapat meningkatkan kesatuan. Kesatuan dapat dikembangkan dengan
menolong siswa agar menyadari hubungan mereka satu sama lain merupakan alat
pemersatu.
b.
Interaksi dan Komunikasi
Interaksi terjadi dalam komunikasi. Jika beberapa orang atau anggota
mempunyai pendapat tertentu, terjadilah komunikasi dalam kelompok dan
diteruskan dengan interaksi membahas pendapat tersebut yang sering disertai
dengan emosi yang memperkuat interaksi. Oleh karena itu, tiap kelompok
hendaknya berusaha memperrtahankan interaksi kelompoknya. Agar terjaadi
interaksi dan komunikasi yang diharapkan, guru perlu membantunya supaya tugas-tugas
belajar dapat berlangsung secara wajar. Guru perlu mengetahui kebutuhan
berkomunikasi siswa-siswanya dan memberikan kebebasan kepadanya untuk
berbicara. Komunikasi verbal atau nonverbal, bila tidak terselesaikan dapat
membuat situasi rusak. Untuk membantu mereka, guru perlu mengetahui latar
belakang mereka.
c.
Struktur Kelompok
Struktur informal dalam kelompok dapat mempengaruhi struktur formal.
Beberapa individu yang mungkin merupakan struktur informal, bila selalu
ditempatkan pada posisi yang tinggi, dapat merusak keakraban kelompok. Tempat
anggota dalam kelompok perlu diusahakan agar menarik baginya. Posisi di atas
bila perlu bisa dibuat berganti-ganti.
d.
Tujuan-tujuan Kelompok
Apabila tujuan-tujuan kelompok ditentukan bersama oleh siswa dan guru
dalam hubungan dengan tujuan pendidikan, anggota-anggota kelompok akan bekerja
lebih produktif dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan kata lain, siswa akan
bekerja dengan baik apabila hal itu berhubungan dengan tujuan-tujuan mereka.
e.
Kontrol
Hukuman-hukuman yang diciptakan bersama antara guru dan siswa yang akan
dikenakan pada siswa yang melanggar, mungkin dapat memperkecil pelanggaran,
kendatipun beberapa anak tetap akan tidak dapat belajar dengan baik. Cara yang
baik adalah guru harus mendiagnosis kebuutuhan dan kesukaran kelompok sebelum
membantu mereka. Tindakan-tindakan yang digunakan untuk mengontrol kelas dari
yang paling ke paling baik ialah:
1) Hukuman dan
ancaman
2) Pengubahan
situasi dan pendapat
3) Dominasi
atau pengaruh
4) Kerja sama
atau partisipasi
f.
Iklim Kelompok
Iklim kelompok adalah hasil dari aspek-aspek yang saling berhubungan
dalam kelompok atau produk semua kekuatandalam kelompok. Iklim kelompok
ditentukan oleh tingkat keakraban kelompok sebagai hasil dari aspek-aspek
tersebut di atas. Keakraban yang kuat akan mengontrol perilaku
anggota-anggotanya. Iklim kelompok merupakan hal yang penting dalam mengadakan
perubahan dalam kelompok.
Di samping masalah individu dan masalah kelompok, hal lain yang erat
kaitannya dengan manajemen kelas adalah organisasi sekolah. Organisasi sekolah
menentukan penempatan siswa, pemanfaatan kemampuan dan bakat guru-guru, dan
pengelolaan fisik. Organisasi, prosedur, tujuan, dan fisik direncanakan untuk
menentukan perilaku siswa.
Pengaruh organisasi sekolah dipandang menentukan di dalam pengarahan
perilaku siswa. Guru dan siswa dipengaruhi oleh organisasi sekolah secara
keseluruhan, termasuk cara pengelompokan, kurikulum, rencana fisik,
peraturan-peraturan, nilai sikap, dan tindakan. Asumsi ini masuk akal sebab
organisasi sosial sebagai sub-sistem dari sistem sosial yang lebih luas
termausk sistem persekolahan nasional.
Kebijakan dan peraturan sekolah memberikan refleksi kepada sikap, nilai,
organisasi, tujuan, dan perilaku siswa dalam kelas. Peraturan merupakan
penerapan kebijakan. Peraturan-peraturan secara tertulis tidak mengakibatkan
interpretasi yang berbeda-beda, lain halnya dengan peraturan tidak tertulis.
Peraturan tidak tertulis akan membuat interpretasi yang berbeda-beda antara
satu sekolah dengan sekolah lain atau antara guru dengan guru lain. Keadaan ini
merupakan salah satu aspek organisasi sekolah yang kurang efektif dalam
menunjang penciptaan suasana belajar.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan
guru untuk menciptakan situasi kelas yang kondusif dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajaran yang optimal. Tujuan manajemen kelas adalah untuk
menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, menyenangkan, sehingga pembelajaran
dapat berjalan dengan tenang, memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuannya semaksimal mungkin dan membentuk prilaku berbudaya dan berakhlak
mulia.
Keberhasilan
guru mengajar di kelas tidak cukup bila hanya berbekal pada pengetahuan tentang
kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang
akan disampaikan kepada anak didik. Di samping itu guru harus menguasai kiat
manajemen kelas. Guru hendaknya dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi
kelas yang menguntungkan bagi anak didik supaya tumbuh iklim pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
- SARAN
Demikianlah
makalah ini dibuat semoga bermanfaat dalam menambah wawasan kita semua,
penyusun menyarankan pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang membangun
untuk kesuksesan makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.
Faturrahman,
Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi
Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung :
PT Refika Aditama.
Sutikno,
Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif, Apa
dan Bagaimana Mengupayakannya. Mataram : NTP Press..
Sardiman.
2004. Strategi Belajar Mengajar. , Jakarta
: RajaGrafindo Persada.
Rachman,
Maman. 1998. Manajemen Kelas.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Ekosiwoyo,Rasdi,dkk.20002.Manajemen Kelas. Semarang : IKIP
Semarang press
SUKRON ...... SAYA MERASAKAN BANYAK MANFAAT SEKALI LAGI SUKRON JAZA KUMULLAH
BalasHapusHow to get lucky when you open your casino site
BalasHapusThe following list of slots, video poker, video luckyclub.live keno, baccarat, poker, and the live games on the market. Play for free in